Pertolongan Pertama Penderita Asma

Sebelum kita membahas cara memberikan pertolongan pertama pada penderita asma yang sedang kambuh. Kita bahas dulu definisi asma, apakah penyakit asma itu?
Menurut bung Somantri
Asma bronkhial adalah mengi yang berbunyi ngik ngik berulang atau batuk persisten dalam keadaan di saat asma adalah yang paling mungkin, sedangkan penyebab lain yang lebih jarang telah dijauhkan atau di hilangkan. Insidensitas asma dalam kehamilan adalah sekitar o,5-1% dari seluruh kehamilan.Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkhial dengan ciri bronkospasme periodik(kontraksi spasme pada saluran nafas).
Menurut bung smeltzer, suzanne c
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronki berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu sehingga menimbulkan sesak nafas atau susah bernafas.
Menurut bung wiki
Asma merupakan peradangan kronis / lama yang umum terjadi pada saluran pernafasan yang ditandai dngan gejala yang bervariasi dan berulang ulang, penyumbatan saluran napas yang bersifat reversibel, dan spasme bronkus. Gejala umum meliputi mengi berbunyi ngik ngik, batuk, dada terasa berat, dan sesak napas. Asma pada awalnya diperkirakan disebabkan oleh kombinasi faktor genetika dan lingkungan. Diagnosis biasanya didasarkan atas pola gejala, respons terhadap terapi pada kurun waktu tertentu, dan spirometri. Asma diklasifikasikan secara klinis berdasarkan seberapa sering gejala muncul, volume ekspirasi paksa dalam satu detik (FEV1), dan puncak laju aliran ekspirasi. Asma dapat pula diklasifikasikan sebagai atopik (ekstrinsik) atau non-atopik (intrinsik) dimana atopi dikaitkan dengan predisposisi perkembangan reaksi hipersensitivitas tipe 1 . Terapi untuk gejala akut biasanya dengan menghirup beta-2 agonist reaksi cepat (misalnya salbutamol) dan kortikosteroid oral. Pada kasus yang sangat parah mungkin diperlukan pemberian kortikosteroid intravena, magnesium sulfat dan perawatan di rumah sakit. Gejala ini dapat dicegah dengan menghindari pencetusnya, seperti misalnya alergen dan iritan, dan dengan penggunaan kortikosteroid hirup. Beta agonist reaksi lambat (LABA) atau leukotrien antagonis dapat ditambahkan, selain pemberian kortikosteroid hirup bila gejala asma tidak dapat dikontrol. Prevalensi asma mengalami peningkatan secara signifikan sejak tahun 1970an. Pada tahun 2011, 235–300 juta orang terserang asma secara global, termasuk adanya 250.000 kematian yang sangat mengharukan
Menurut bung GINA
Sedangkan menurut GINA (Global Initiative For Asthma) 2010, Asma didefinisikan sebagai gngguan inflamasi kronik saluran nafas dengan bnyak sel yang berperan, inflamasi kronik ini menyebabkan episode mengi berulang ulang, sesak nafas, rasa dada tertekan dan batuk, terutama pada malam atau dini hari. Gejala ini biasanya berhubungan dengan pnyempitan jalan nafas yang luas namun bervariasi, biasanya bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan. Batasan diatas memang sangat lengkap namun tidak praktis. Konsensus Nasional tahun 2000 menggunakan batasan bhwa asma adalah mengi berulang ulang dan/atau batuk persisten dengan karakteristik sebagai berikut ; timbul scara episodik, cenderung malam/dini hari (nokturnal), musiman, setelah aktifitas fisik, serta adanya riwayat asma atau atopi pada pasien / kluarganya. Disamping itu, adanya kesulitan dalam mengetahui sebab dan cara mengontrol asma. Pertama-tama, timbul akibat perbedaan perspektif mengenai definisi asma serta metode dan data penelitiannya. Ke dua, diagnosis asma biasanya berdasarkan hasil kuesioner tentang adanya serangan asma dan mengi saja tanpa disertai hasil tes faal paru untuk mngetahui adanya hiperreaksi bronkus (HRB). Ke tiga, untuk pnelitian dipakai definisi asma berbeda-beda. Woodcock (1994) menyebut asma akut (current asthma) bila telah ada serangan dalam 12 bulan terakhir dan terdapat HRB; dikatakan asma persisten, bila terus menerus terdapat gjala dan HRB: sedangkan asma episodik bila secara episodik dijumpai gejala asma tanpa adanya HRB pada tes provokasi. Ke empat, angka kejadian dari penelitian dipengaruhi oleh berbagai faktor dan objek penelitian yaitu faktor lokasi (negara, daerah. kota atau desa), populasi pasien (msyarakat atau sekolah/rumah sakit, rawat inap atau rawat jalan) usia (anak, dewasa) cuaca (kering atau lembab), predisposisi (atopi, pekerjaan), pncetus (infeksi, emosi, suhu, debu dingin, kegiatan fisik), dan tingkat berat serangan asma dan lain lain.

Jika anda sudah mengerti tentang asma, mari kita bahas pokok bahasannya, Cara menangani penderita asma yang sedang kambuh Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul 'First Aid, Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat', asma membutuhkan penanganan segera sebab dapat berbahaya:

-1. Tenangkan penderita asma, anda jangan panik karena bila anda panik maka penderita akan ikut panik dan bila penderita asma panik maka dapat memperburuk keadaan.

-2. Bantulah penderita asma untuk duduk santai, berikan posisi duduk yang nyaman untuk penderita. posisi yang nyaman adalah posisi yang mempermudah pasien untuk bernafas, misalkan posisi semi fowler (duduk dengan posisi bersandar). Posisi nungging bisa juga di berikan asal posisi tersebut dapat mempermudah penderita untuk bernafas. Jangan memaksa penderita untuk berbaring karena pasien akan sulit bernafas dalam posisi berbaring. akan mudah bernafas dalam posisi duduk atau nungging.

-3. Membantu penderita mencarikan obat, biasanya penderita asma mempunyai obat inhaler dari dokter. Bila obat inhalernya habis anda dapat menggantinya dengan serbuk mentol yang di taburkan ke air panas dan uapnya dihirupkan ke penderita asma.

-4. Menjauhkan penderita asma dari sumber alergi yang membuat asmanya kambuh. Misalkan penderita alergi dengan debu anda bisa menjauhkan penderita dari tempat berdebu. Jangan mengajak ngobrol penderita karena penderita biasanya mengalami kesulitan berbicara di saat asmanya kambuh

-5. Jika keadaan penderita semakin memburuk segeralah dibawa ke pelayanan medis terdekat, jangan membawa ketempat yang jauh karena penderita asma butuh penanganan segera dan bisa dibawa ke ugd puskesmas dan lain lain.

Tidak ada komentar: