Tai Lalat

puisi tai lalat


petang ini terasa sunyi sepi tak ada teman ku nanti
didalam toples kulihat kertas bekas roti semua telah pergi
yang tersisa hanya gambar roti

aku berjalan diatas jobin yang lusuh kutuju ruangan penghasil swasembada
tak kulihat satupun nasi dan hanya tertinggal rambutnya si susi
aku melongok kebawah kulihat perut ini kok tidak kelihatan ya
oh ternyata tertutup tulang dada
lalu kuambil kaca yang ada cuma separuh dan terlihatlah dua tailalat didadaku (untung bukan tai lalatnya si susi)

jreng...jreng..

Tidak ada komentar: