23 Fokus Intervensi ISPA

Fokus Intervensi ISPA


Fokus Intervensi
1. Hipertermi b.d proses infeksi ( hidung dan tenggorokan )
Tujuan : Suhu tubuh normal berkisar antara 36 ○C – 37 ○C
KH : Suhu tubuh dalam rentan normal, nadi ( 70 – 110 x / menit ) dan RR ( 15 – 30 x / menit ) dalam rentan normal, tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing serta merasa nyaman.
Intervensi :
a. Observasi tanda – tanda vital
Rasional : pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan perawatan selanjutnya.
b. Anjurkan pada klien ( keluarga untuk melakuakan kompres dingin air biasa / air keran pada kepala / axial.
Rasional : dengan memberikan kompres maka akan terjadi proses kondisi / perpindahan panas dengan bahan perantara.
c. Anjurkan pada klien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan yang dapat menyerap keringat seperti terbuat dari katun.
Rasional : proses hilangnya panas akan terhilangi untuk pakaian yang tebal dan tidak akan menyerap keringat.
d. Atur sirkulasi udara.
Rasional : penyediaan udara bersih.
e. Anjurkan klien untuk minum banyak ± 2000 – 2500 ml / hari.
Rasional : kebutuhan cairan meningkat karena penguapan tubuh meningkat.
f. Anjurkan klien untuk istirahat di tempat tidur selama fase febris penyakit.
Rasional : tirah baring untuk mengurangi metaboloisme dan panas.
g. Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan therapy obat antinicrobial antipiresika.
Rasional : untuk mengontrol infeksi pernafasan, penurunan panas.
h. Monitor input dan output.
Rasional : mengetahui keseimbangan antara input dan output.
i. Monitor IWL.
Rasional : mengetahui jumlah cairan yang hilang.
j. Monitor penurunan kesadaran.
Rasional : mengetahui tingkat kesadaran klien.
( Nanda, 2007 : 180 )
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia.
Tujuan : tidak terjadi ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
KH : a. Klien dapat mencapai BB yang direncanakan mengarah kepada BB normal.
b. klien dapat mentoleransi diet yang dianjurkan.
c. tidak menunjukan tanda malnutrisi.
Intevensi :
a. Kaji kebiasaan diet, input – output dan timbang BB tiap hari.
Rasional : berguna untuk menentukan kebutuhan kalori, menyusun kebutuhan BB dan evaluasi keadekuatan rencana nutrisi.
b. Berikan makan porsi kecil tapi sering dan dalam keadaan hangat.
Rasional : untuk menjamin nutrisi adekuat / meningkatkan kalori total.
c. Tingkat tirah baring.
Rasional : untuk mengurangi kebutuhan metabolic.
d. Kolaborasi konsultasi ahli gizi untuk memberikan diet sesuai kebutuhan klien.
Rasional : metode makan dan kebutuhan kalori didasarkan pada situasi / kebutuhan individu untuk memberikan nutrisi maksimal.
e. Anjurkan klien untuk meningkatkan protein dan vitamin C.
Rasional : memenuhi kebutuhan nutrient pada klien.
f. Motivasi klien untuk makan demi kesembuhan dan penyakitnya.
Rasional : memotivasi kliennya agar mau makan.
g. Anjurkan pada klien untuk meningkatkan intake Fe
Rasional : memenuhi kebutuhan zat besi pada klien.
h. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.
Rasional : mengetahhui jumlah nutrisi yang dikonsumsi oleh klien.
i. Menganjurkan menjaga kebersihan mulut ( dengan gosok gigi ).
Rasional : memberikan rasa nyaman pada klien dan mengurangi bau mulut.
( Nanda, 2007 : 182 )
3. Nyeri akut b.d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil.
Tujuan : nyeri berkurang / terkontrol.
KH : mampu mengontrol nyeri, melaporkan bahwa nyeri berkurang, klien mampu mengenali nyeri, klien merasa nyaman.
a. Kaji keluhan nyeri, catat intensitasnya ( adanya skala 0 – 10 ) faktor pemburuk atau meredakan lokasinya, lamanya.
Rasional : identifikasi karakteristik nyeri dan faktor yang berhubungan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk memilih intervensi yang cocok dan mengevaluasi keefektifan terapi yang diberikan..
b. Anjurkan pasien untuk menghindari allergen / iritasi terhadap debu, bahan kimia, asap, rokok, dan meminimalkan berbicara bila suara serak.
Rasional : mengurangi bertambah beratnya penyakit.
c. Anjurkan untuk kumur air garam.
Rasional : meningkatkan sikulasi pada daerah tenggorokan serta mengurangi nyeri tenggorokan.
d. Kolaborasi dalam memberikan obat susuai indikasi ( steroid oral, IV dan inhalasi ).
Rasional : kortikosikoid digunakan untuk mencegah reaksi allergen / menghambat pengeluaran vitamin dalam inflamasi pernafasan.
e. Gunakan teknik komunikasi terapiutik maka klien akan menceritakan pengalaman tentang nyeri.
Rasional : dengan komunikasi terapiutik maka klien akan menceritakan penglaman tenntang nyeri.
f. Observasi reaksi nonverbal dan ketidakmampuan.
Rasional : agar mengetahui tingkat ketidaknyamanan klien.
g. Evaluasi pengalaman nyeri masa lalu.
Rasional : untuk membedakan pengalaman klien tentang nyeri.
h. Kurangi faktor prepitasi nyeri.
Rasional : agar klien merasa nyaman dan rilexs serta mengurangi rasa nyeri.
i. Tingkatkan istirahat.
Rasional : obat dapat menghilangkan rasa nyeri.
( Dongoes, 2000 : 205 )

Tidak ada komentar: