84 Asuhan Keperawatan Anemia

KONSEP DASAR

A. Anemia

1. Pengertian

Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh. anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan (Brunner and Suddart, 2001).

2. Penyebab

Penyebab menurut Brunner and Suddart (2001)
a. Sel darah merah premature/ penghancuran sel darah merah yang berlebih (hemolisis)
b. Kehilangan darah
c. Defisit zat besi dan nutrisi
d. Penyakit kronis yang berhubungan dengan infeksi, inflamasi, kerusakan jaringan.

3. Patofisiologi
Menurut Sylvia Anderson (1995) timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah berlebih atau keduanya kegagalan sumsum (mis. berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi karena kekurangan nutrisi pajanan toksis, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui.
Apabila jumlah efektif sel darah merah berkurang, maka lebih sedikit O2 yang dikirimkan ke jaringan. Kehilangan darah yang mendadak (30% atau lebih), seperti pada perdarahan, menimbulkan simtomatologi sekunder hipovolemia dan hipoksemia tanda dan gejala yang sering muncul adalah gelisah, deaforosis (keringat dingin) takikardi, sesak nafas, kolaps sirkulasi yang progresif cepat atau syok. Namun pengurangan hebat massa sel darah merah dalam waktu beberapa bulan (walaupun pengurangan 50%) memungkinkan mekanisme kompensasi tubuh menyesuaikan diri, dan biasanya penderita asimtomatik kecuali pada kerja jasmani berat. Mekanisme kompensasi tubuh bekerja melalui:
a. Peningkatan curah jantung dan pernapasan, karena itu menambah pengiriman O2 ke jaringan-jaringan oleh sel darah merah.
b. Meningkatkan pelepasan O2 oleh hemoglobin
c. Mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela jaringan
d. Redistribusi aliran darah ke organ-organ vital
4. Manifestasi Klinis
Pada anemia, karena semua sistem organ dapat terlibat, maka dapat menimbulkan manifestasi klinik yang luas.
Menurut Brunner dan Suddart (2001), manifestasi ini bergantung pada:
a. Kecepatan timbulnya anemia
b. Umur individu
c. Mekanisme kompensasinya
d. Tingkat aktivitasnya
e. Keadaan penyakit yang mendasari
f. Parahnya anemia tersebut
Menurut Brunner dan Suddart (2001) gejala-gejala umum anemia antara lain :
a. Kelemahan, kelelahan
b. Takikardi
c. Palpitasi
d. Pusing tinnitus
e. Takipnea pada latihan fisik
f. Pucat pada kulit
g. Kongjungtiva anemis
h. Nyeri dada (angina)
5. Klasifikasi Anemia
Menurut Brunner dan Suddart (2001), anemia diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Anemia aplastik
1) Pengertian
Anemia aplastik adalah anemia yang disebabkan oleh penurunan sel prekursor dalam sumsum tulang dan lemak menggantikan sumsum tulang (Charlene J. Reeves, 2001)

2) Etiologi
Etiologi menurut Brunner dan Suddart (2001)
a) Faktor congenital
b) Akibat dari infeksi tertentu
c) Obat-obatan, zat kimia
d) Kerusakan akibat radiasi
Penyerang yang paling umum adalah antimikrobial (klorampenikol), arsenic organik, antikonvulsan, fenibutazon sulfonamid.
3) Manifestasi klinis
Manifestasi klinis menurut Brunner dan Suddart (2001)
a) Awitan terhadap ditandai dengan kelemahan, puncak, sesak napas pada saat latihan
b) Pendarahan abnormal akibat trombositopenia merupakan gejala satu-satunya pada sepertiga pasien.
c) Adanya granulosit ditunjukkan dengan demam, faringitis akut, bentuk pepsis lain dan pendarahan.
b. Anemia defisiensi besi
1) Pengertian
Anemia defisiensi besi adalah suatu kondisi dimana kandungan besi tubuh total tidak adekuat untuk perkembangan sel darah optimal. (Sandra M. Nettina, 2002)
2) Etiologi
Etiologi menurut Sandra M. Nettina (2002)
a) Kehilangan darah kronis
Malabsorbsi besi
Contoh : pada penyakit usus halus atau gastroenterostomi
b) Peningkatan kebutuhan besi
Contoh : pada kehamilan atau periode pertumbuhan secara tepat.
c) Insufiensi makanan
Disebabkan oleh ketidakadekuatan diet atau penurunan berat badan.
Anemia defisiensi besi adalah jenis anemia yang paling umum. Anemia ini terutama terjadi pada wanita pramenopause, anak-anak dalam dorongan pertumbuhan cepat dan wanita.
3) Manifestasi klinis
Manifestasi klinis menurut Brunner dan Suddart (2001)
a) Sel-sel darah merahnya hipokromik
b) Gejala-gejala anemia : keletihan, peka rangsang, kebas dan kesemutan pada ekstremitas.
c) Jika berat, mungkin akan mengalami lidah sakit dan terlihat rata : pika.
d) Hemoglobin secara proporsional rendah dibandingkan dengan hematokrit dan jumlah sel darah merah.
e) Konsentrasi besi serum rendah
f) Kapasitas ikatan besi total tinggi, feritin serum rendah.
g) Jumlah sel darah putih biasanya normal, jumlah trombosit bervariasi
c. Anemia Megaloblastik
1) Pengertian
Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan oleh definisi vitamin B12 dan defisiensi asam folat yang memperlihatkan perubahan sumsum tulang dan darah perifer yang identik (Brunner dan Suddart, 2001).
2) Etiologi
Etiologi menurut Brunner dan Suddart (2001)
a. Defisiensi vitamin B12
b. Defisiensi asam folat
c. Gangguan metabolisme Vit B12 dan asam folat
d. Gangguan sintesis DNA akibat, didapat setelah pemberian obat atau sito statik tertentu.
3) Klasifikasi
a) Anemia defisiensi vitamin B12/ Anemia pernisiosa
(1) Etiologi menurut Brunner dan Suddart (2001)
(1) Ketidakadekuatan masukan pada vegetarian yang ketat/ vegetarian yang tidak makan daging sama sekali
(2) Tidak adanya faktor intrinsik pada sel mukosa lambung
(3) Penyakit yang melibatkan ilium atau pancreas yang merusak absorpsi vit B12 dan gastrektomi.
(2) Manifestasi klinis menurut Charlene J. Reeves (2001)
(1) Secara bertahap menjadi lemah, lesu, cepat capek pucat
(2) Lidah berwarna merah karena peradangan/ glossitis, sakit dan halus serta diare ringan.
(3) Kerusakan modulla spinalis mengakibatkan kekacauan mental, bingung, ketidakseimbangan paresteria pada ekstremitas, kehilangan rasa posis yang mantap.
b) Anemia defisiensi asam folak
Asam folak merupakan vitamin yang penting untuk pembentukan sel darah merah yang normal.
(1) Indikasi menurut Charlene J. Reeves (2001)
(1) Pasien yang jarang makan sayur dan buah mentah
(2) Pasien dengan masukan makanan yang rendah vitamin
(3) Peminum alcohol/ alkoholisme
(4) Penderita malnutrisi kronis memiliki resiko tinggi
(2) Manifestasi klinis menurut Brunner dan Suddart (2001)
Semua pasien mempunyai karakteristik anemia megaloblastik sejalan dengan nyeri lidah. Gejala defisiensi asam folat dan vitamin B12 hampir mirip dan kedua anemia ini dapat terjadi bersama. Tetapi manifestasi neurologist tidak terjadi pada defisiensi asam folat.
(3) Penatalaksanaan menurut Brunner dan Suddart (2001)
(1) Pemberian diit nutrisi dan 1 mg asam folat setiap hari
(2) Asam folat intra muskuler untuk sindrom malabsorpsi
(3) Asam folat oral diberikan bentuk tablet (kecuali vitamin prenatal)
d. Anemia hemolitik
1) Pengertian
Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan oleh terjadinya penghancuran (hemolisis) eritrosit yang berlebihan (Brunner dan Suddart, 2001).
Pada anemia hemolitik ini eritrosit memiliki rentang usia yang memendek (Brunner dan Suddart, 2001).
2) Klasifikasi
a) Menurut Brunner dan Suddart (2001), golongan dengan penyebab hemolisis intraseluler yang terdapat dalam eritrosit sendiri. Umumnya penyebab hemolisis golongan ini adalah kelainan bawaan.
(1) Etiologi
Adanya gangguan metabolisme dalam eritrosit yaitu gangguan struktur dinding eritrosit, gangguan enzim yang mengaktifkan kelainan metabolisme dalam eritrosit.
(2) Manifestasi klinis
Jumlah retikulosot dalam darah meningkat, kelainan bentuk eritrosit, kelainan struktur tulang.
(3) Penatalaksanaan
Transfuse darah.
b) Golongan dengan penyebab hemolisis ekstra seluler
Biasanya penyebab merupakan faktor yang didapat (acquired)

(1) Etiologi
Obat-obatan, racun ular, bahan kimia, toksin, streptokokus, virus.
(2) Pemeriksaan laboratorium
Ditemukan albumin dalam urine.
(3) Penatalaksanaan
Pemberian tranfusi darah, prednisone/hidrokortison, kortikosteroid
e. Anemia pasca perdarahan
1) Etiologi menurut Brunner dan Suddart (2001)
Kehilangan darah karena kecelakaan, operasi, perdarahan usus, ulkus peptikum, hemoroid. Jadi umumnya karena kehilangan darah yang mendadak atau menahan.
2) Manifestasi klinis menurut Brunner dan Suddart (2001) apabila kehilangan darah :
a) Pengaruh yang timbul segera
Akibat kehilangan darah yang cepat terjadi reflek cardia vaskuler yang fisiologis berupa kontraksi orteiola, pengurangan cairan darah atau komponennya ke organ tubuh yang kurang vital (otak dan jantung).
Gejala yang timbul tergantung dari cepat dan banyaknya darah yang hilang dan apakah tubuh masih dapat mengadakan kompensasi. Kehilangan darah 200 ml pada orang dewasa yang terjadi dengan cepat dapat lebih berbahaya daripada kehilangan darah sebanyak 3000ml dalam waktu yang lama.
b) Pengaruh lambat
Beberapa jam setelah perdarahan terjadi pergeseran cairan ekstraseluler dan intravaskuler yaitu agar isi iontravaskuler dan tekanan osmotik dapat dipertahankan tetapi akibatnya terjadi hemodilati.
Gejala yang ditemukan adalah leukositosis (15.000-20.000/mm3) nilai hemoglobin, eritrosit dan hematokrit merendah akibat hemodilasi. Untuk mempertahankan metabolisme, sebagai kompensasi sistem eritropoenik menjadi hiperaktif, kadang-kadang terlihat gejala gagal jantung. Pada orang dewasa keadaan hemodelasi dapat menimbulkan kelainan cerebral dan infark miokard karena hipoksemia. Sebelum ginjal kembali normal akan ditemukan oliguria atau anuria sebagai akibat berkurangnya aliran ke ginjal.

6. Proses Keperawatan (Nursing Care Plan)
a. Nursing Care Plan (Proses Keperawatan 1)
1) Diagnosa keperawatan : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (Seila Spark Ralp, 2005)
a) Pengertian : intake nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.

b) Batasan karakteristik
(a) Konjuctiva dan membrane mucus pucat
(b) Lemah otot untuk menelan/ mengunyah
(c) Enggan makan
(d) Tidak mampu mengunyah makanan
(e) Suara usus hiperaktif
(f) Pembuluh kapiler rapuh
(g) Diare
(h) Melaporkan perubahan sensasi rasa
(i) Kram abdominal
c) Faktor yang berhubungan
Tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengobservasi makanan karena biologi, psikologi, atau ekonomi.
2) Perencanaan
a) Tujuan : Klien mampu mencapai intake nutrisi yang adekuat setelah dilakukan tindakan keperawatan
b) NOC
Indikator 1 2 3 4 5
Masukan nutrisi
Masukan makan dan minum
Energi
Berat badan

Ket : 1. Sangat tidak sesuai
2. Sering tidak sesuai
3. Kadang tidak sesuai
4. Jarang tidak sesuai
5. Sesuai
c) NIC
Intervensi :
Manajemen nutrisi
1. Observasi keadaan umum
2. Berikan/ sajikan makanan selagi hangat
3. Anjurkan makan sedikit tapi sering
4. Anjurkan pada keluarga untuk memberi makanan sampingan yang tidak bertentangan
5. Laksanakan terapi dokter pemberian rantin dan pemberian obat oral
6. Kolaborasi dengan ahli gizi
7. Instruksikan dan Bantu memilih makanan yang tepat, hindari makanan yg mengandung lemak

b. Nursing Care Plan (Proses Keperawatan 2)
1) Diagnosa keperawatan: Intoleransi aktivitas
a) Pengertian : ketidakcukupan energi secara fisiologis/ psikologis dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari yang dibutuhkan atau diperlukan.
b) Batasan karakteristik :
(a) Laporan verbal : kelelahan dan kelemahan
(b) Respon terhadap aktivitas menunjukkan nadi dan tekanan darah abnormal
(c) Perubahan EKG menunjukkan aritmia/ disritmia
(d) Dispnea dan ketidaknyamanan
c) Faktor yang berhubungan
(1) Tirah baring/ imobilisasi
(2) Kelemahan secara menyeluruh
(3) Ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen
(4) Gaya hidup yang menetap
2) Perencanaan
a) Tujuan : Klien mampu melakukan perawatan diri setelah dilakukan tindakan keperawatan
b) NOC
Indikator 1 2 3 4 5
Mandi
Makan
Berhias
Toeliting
Pindah dari tempat tidur

Ket :
1. Tergantung penuh
2. Tergantung alat dan orang lain
3. Tergantung orang lain
4. Tergantung alat
5. Mandiri


c) NIC
Intervensi :
Manajemen energi
1. Observasi kemampuan klien
2. Bantu klien dalam pemenuhan ADL
3. Ajarkan pada keluarga tentang pentingnya perawatan diri
4. Observasi TTV sebelum dan sesudah aktivitas
5. Kolaborasi pada keluarga pemberian pengawasan ekstra
6. Jamin klien dilakukan alih secara teratur
7. Monitor keluhan klien saat duduk, berdiri atau berjalan

B. Splenomegali
1. Pengertian
Splenomegali adalah pembesaran pada limpa. Jika limpa membesar kemampuannya untuk menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan meningkat. Splenomegali dapat menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah, sel darah putih dalam sirkulasi.
.

2. Penyebab
Splenomegali disebabkan karena :
a. Infeksi
a) Hepatitis
b) Mononukleus infeksiosa
c) Psitakosis
d) Endokarditis bakterialis subakut
e) Bruselosis
f) Kala azar
g) Sifilis
h) Tuberculosis
b. Anemia
a) Elliptositosis herediter
b) Sferositosis herediter
c) Penyakit sel sabit (terutama pada anak-anak)
d) Thalassemia
c. Kanker darah dan penyakit proliferatif
a) Penyakit Hodgkin dan limfoma lainnya
b) Leukemia
c) Mielofibrosis
d) Polisitemia vera
d. Penyakit peradangan
a) Amiloidosis
b) Sindroma Feity
c) Sarkoidosis
d) Lupus eritematosus sistemik
e. Penyakit hati: sirosis
f. Penyakit penimbunan
a) Penyakit Gaucher
b) Penyakit Hand-Schuller- Christian
c) Penyakit Lettere – Siwe
d) Penyakit Niemann-Pick
g. Penyebab lain
a) Kisata dalam limpa
b) Penekanan terhadap vena dari limpa atau vena yang menunju ke hati
c) Bekuan darah vena dari limpa atau vena yang menuju ke hati

3. Patofisiologi

a. Pembengkakan limpa akibat hyperplasia retikuloendotelial atau system imun pada penyakit seperti sindroma felts, hyperplasia retikuloendotelial juga terjadi pada penyakit yang terkait dengan destruksi sel darah merah yang abnormal seperti sferositosia herediter, talasemia atau pada keadaan dini penyakit sel bulan sabit.
b. Pembengkakan limpa karena darah limpa yang berubah pada serosis hati/ limpa, trombosis vena hepatica/ porta.
c. Neoplasma ganas dapat menyerang limpa baik secara primer seperti pada limfoma/ angiosarkoma, atau secara sekunder seperti leukemia/ tumor padat metastatik.
d. Pembengkakan limpa dapat terjadi dalam keadaan yang menyebabkan hematopolesis di luar sumsum pada limpa. Seperti pada metaplasia meiloid/ sindroma mielofisik lainnya.
e. Infiltrasi limpa oleh bahan abnormal pada penyakit amiloidosis dan gaucher yang dapat menyebabkan splenomegali.
f. Splenomegali dapat disebabkan oleh lesi “space-accupy” seperti hemangioma dan kista.
4. Manifestasi Klinis
yaitu jika limpa terlalu banyak membuang sel darah dari sirkulasi (hipersplenisme) bisa timbul sejumlah masalah seperti :
a. Anemia (karena jumah sel darah merah berkurang)
b. Sering mengalami infeksi (karena jumlah sel darah putih berkurang)
c. Kelainan perdarahan (karena trombosit berkurang)
Pada akhirnya limpa sangat membesar juga menekan sel darah merah yang normal dan menghancurkannya bersama dengan sel-sel yang normal.
Limpa yang membesar tidak menyebabkan banyak gejala, dan tidak satupun gejala yang menunjukkan penyebab membesarnya limpa.
Limpa yang membesar terletak di dekat lambung dan bisa menekan lambung, sehingga penderita bisa merasakan perutnya penuh meskipun baru makan sedikit makanan kecil atau bahkan belum makan apa-apa. (Kurt J. Lesselbacher, et.al, 1999)
Penderita juga bisa merasakan nyeri perut atau nyeri punggung di daerah limpa, yang bisa menjalar ke bahu, terutama jika sebagian limap tidak mendapatkan cukup darah dan mulai mati.

5. Pemeriksaan Penunjang

a. Pembesaran limpa juga bisa terlihat pada foto roentgen perut
b. Kadang diperlukan CT scan untuk menentukan besarnya limpa dan melihat adanya penekanan terhadap organ di sekitarnya. MRI scan juga memberikan hasil yang sama dengan CT scan dan juga bisa mengikuti aliran darah yang melalui limpa.
c. Pemeriksaan penyaringan lainnya menggunakan partikel radioaktif yang ringan untuk mengukur besarnya limpa dan fungsinya serta untuk menentukan apakah terdapat penumpukan atau penghancuran sel darah dalam jumlah besar.
d. Pemeriksaan darah menunjukkan berkurangnya jumlah sel darah merah, sel darah putih dan trombosit. Pada pemeriksaan di bawah mikroskop, bentuk dan ukuran sel darah bisa memberikan petunjuk mengenai penyebab membesarnya limpa.
e. Pemeriksaan sumsum tulang dapat menemukan adanya kanker sel darah (misalnya leukemia atau limfoma) atau penumpukan bahan-bahan yang tidak diinginkan.
f. Pengukuran protein darah bisa membantu menyingkirkan beberapa keadaan, seperti multiple mieloma, amiloidosis, malaria, kala azar, bruselosis, tuberculosis dan sarkoidosis.
g. Kadar asam urat (produk sisa yang ditemukan dalam darah dan air kemih) dan kadar alkalin fosfatase (suatu enzim yang ditemukan pada beberapa sel darah) dalam leukosit, juga diukur untuk menentukan apakah terdapat leukemia atau limfoma.
h. Pemeriksaan fungsi hati membantu menentukan adanya kerusakan hati.
6. Proses Keperawatan / Nursing Care Plan
Proses keperawatan menurut Shela Spark, et.al (2005)
a. Proses keperawatan I
1) Diagnosa keperawatan : Perlindungan tidak efektif
Selain diagnosa tersebut penulis menambahkan diagnosa perlindungan tidak efektif ybd abnormalitas sel darah.
Perlindungan tidak efektif.
a) Pengertian :
Penurunan kemampuan untuk menjaga diri dari ancaman luar maupun dalam seperti sakit/ cidera.
b) Batasan karakteristik :
(1) Respon stres mal adaptif
(2) Perubahan neurosensori
(3) Kerusakan penyembuhan
(4) Penurunan imunitas
(5) Perubahan pembekuan
(6) Dispnea
(7) Insomnia
(8) Kelemahan
(9) Gelisah
(10) Ulserasia tekan
(11) Keringat
(12) Gatal
(13) Imobilitas
(14) Kedinginan
(15) Lelah
(16) Disorentasi
(17) Batuk
(18) Anoreksia
c) Faktor yang berhubungan :
(1) Tes darah abnormal (leukopenia, trombositopeni, anemia, koagulasi)
(2) Nutrisi inadekuat
(3) Umur ekstrem
(4) Terapi obat (anti neoplastik, kortikosteroid, imunitas, antikoagular, trombolitik)
(5) Alkohol
(6) Terapi (pembedahan, radiasi)
(7) Penyakit seperti gangguan imun dan kanker
d) Perencanaan
1) Tujuan : Klien mampu meningkatkan status koagulasi dalam batas normal setelah dilakukan tindakan keperawatan pada tanggal 15 Juli 2008
2) NOC Kriteria hasil
Indikator 1 2 3 4 5
Hemoglobin
Trombosit
Leukosit
Eritrosit
Ket : 1. Penyimpangan sangat berat
2. Penyimpangan berat
3. Penyimpangan sedang
4. Tidak ada penyimpangan
5. Normal
3) NIC (2005)
Status pembekuan darah
a) Observasi nilai sel darah merah terutama Hb dan trombosit
b) Catat peningkatan/ perbaikan dari sel darah
c) Anjurkan pasien untuk bedres
d) Anjurkan kepada orang tua untu membatasi/ mengurangi aktivitas klien
e) Laksanakan terapi di atas
b. Proses keperawatan 2
1) Diagnosa keperawatan : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
a) Pengertian : intake nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
b) Batasan karakteristik
(1) Konjuctiva dan membrane mucus pucat
(2) Lemah otot untuk menelan/ mengunyah
(3) Enggan makan
(4) Tidak mampu mengunyah makanan
(5) Suara usus hiperaktif
(6) Pembuluh kapiler rapuh
(7) Diare
(8) Melaporkan perubahan sensasi rasa
(9) Kram abdominal
c) Faktor yang berhubungan
Tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengobservasi makanan karena biologi, psikologi, atau ekonomi.
d) Perencanaan
(1) Tujuan : Klien mampu mencapai intake nutrisi yang adekuat setelah dilakukan tindakan keperawatan
(2) NOC
Indikator 1 2 3 4 5
Masukan nutrisi
Masukan makan dan minum
Energi
Berat badan
Ket : 1. Sangat tidak sesuai
2. Sering tidak sesuai
3. Kadang tidak sesuai
4. Jarang tidak sesuai
5. Sesuai
(3) NIC
Intervensi :
Manajemen nutrisi
(a) Observasi keadaan umum
(b) Berikan/ sajikan makanan selagi hangat
(c) Anjurkan makan sedikit tapi sering
(d) Anjurkan pada keluarga untuk memberi makanan sampingan yang tidak bertentangan
(e) Laksanakan terapi dokter pemberian rantin dan pemberian obat oral
(f) Kolaborasi dengan ahli gizi
(g) Instruksikan dan Bantu memilih makanan yang tepat, hindari makanan yang mengandung lemak

C. Pembesaran Hati
1. Definisi
Pembesaran hari (Hepatomegali) adalah membesarnya hati melebihi ukurannya yang normal. (www.medicastore.com)
2. Penyebab
Penyebab yang sering ditemukan (www.medicastore.com) :
1) Alkoholisme
2) Hepatitis A
3) Hepatitis B
4) Gagal jantung kongestif (CHF, congestive heart failure)
5) Leukemia
6) neuroblastoma
7) Sindroma Reye
8) Karsinoma hepatoseluler
9) Penyakit Niemann-Pick
10) Intoleransi fruktosa bawaan
11) Penyakit penimbunan glikogen
12) Tumor metastatik
13) Sirosis biller primer
14) Sarkoidosis
15) Kolangitis sklerotik
16) Sindroma hemolitik-uremik

3. Gejala
Hati yang membesar biasanya tidak menyebabkan gejala. Tetapi jika pembesarannya hebat, bisa menyebabkan rasa tidak nyaman di perut atau perut terasa penuh.
Pemeriksaan lainnya yang bisa dilakukan untuk membantu menentukan penyebab membesarnya hati adalah :
1) Rontgen perut
2) CT scan perut
3) Tes fungsi hati


4. Manifestasi Klinis

Manifestasi dari penyakit hati yang penting adalah :
1) Jaundice (sakit kuning)
2) Kolestatis
3) Pembesaran hati
4) Hipertensi portal
5) Asites
6) Ensefalopati hepatikum
7) Kegagalan hati
5. Gejala Manifestasi Klinik
manifestasi klinik utama pada penyakit hati :
1) Sakit kuning (jaundice)
2) Pembesaran hati
3) Pengumpulan cairan di dalam perut (asites)
4) Perdarahan saluran pencernaan yang berasal dari varises
5) Hipertensi portal
6) Kulit :
1) Pembuluh darah memberikan gambaran seperti laba-laba
2) Telapak tangan kemerahan
3) Gatal-gatal
7) Darah :
1) Penurunan jumlah sel darah merah (anemia)
2) Penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia)
3) Penurunan jumlah trombosit (trombositopenis)
4) Mudah mengalami perdarahan (koagulapati)
8) Hormon :
1) Kadar insulin meningkat, tetapai respon terhadap insulin jelek
2) Gangguan siklus menstruasi dan penurunan kesuburan (pada wanita)
3) Impotensia dan feminisasi (pada pria)
9) Jantung dan pembuluh darah :
1) Meningkatnya denyut jantung dan jumlah darah yang dipompa
2) Tekanan darah rendah (hipotensi)
10 gejala umum :
1) Kelelahan
2) Kelemahan
3) Penurunan berat badan
4) Nafsu makan yang buruk
5) Mual demam
6. Proses Keperawatan/ Nursing care plan
Proses keperawatan menurut Shela Spark, et.al (2005)
a. Diagnosa keperawatan Perlindungan tidak efektif
Selain diagnosa tersebut penulis menambahkan diagnosa perlindungan tidak efektif ybd abnormalitas sel darah.


1) Pengertian :
Penurunan kemampuan untuk menjaga diri dari ancaman luar maupun dalam seperti sakit/ cidera.
2) Batasan karakteristik :
a) Respon stres mal adaptif
b) Perubahan neurosensori
c) Kerusakan penyembuhan
d) Penurunan imunitas
e) Perubahan pembekuan
f) Dispnea
g) Insomnia
h) Kelemahan
i) Gelisah
j) Ulserasia tekan
k) Keringat
l) Gatal
m) Imobilitas
n) Kedinginan
o) Lelah
p) Disorentasi
q) Batuk
r) Anoreksia


3) Faktor yang berhubungan :
a) Tes darah abnormal (leukopenia, trombositopeni, anemia, koagulasi)
b) Nutrisi inadekuat
c) Umur ekstrem
d) Terapi obat (anti neoplastik, kortikosteroid, imunitas, antikoagular, trombolitik)
e) Alkohol
f) Terapi (pembedahan, radiasi)
g) Penyakit seperti gangguan imun dan kanker
b. Perencanaan
1) Tujuan : Klien mampu meningkatkan status koagulasi dalam batas normal.
2) NOC Kriteria hasil
Indikator 1 2 3 4 5
Hemoglobin
Trombosit
Leukosit
Eritrosit

Ket : 1. Penyimpangan sangat berat
2. Penyimpangan berat
3. Penyimpangan sedang
4. Tidak ada penyimpangan
5. Normal
3) NIC (2005)
Status pembekuan darah
a) Observasi nilai sel darah merah terutama Hb dan trombosit
b) Catat peningkatan/ perbaikan dari sel darah
c) Anjurkan pasien untuk bedres
d) Anjurkan kepada orang tua untu membatasi/ mengurangi aktivitas klien
e) Laksanakan terapi di atas